-->

Keluh kesah dampak korona



Saya sebenarnya sangat tidak tertarik menulis tantang Covid-19 atau lebih dikenal nama Corona. Bahkan seringkali saya menghimbau teman – teman di group WA yang saya ikuti, untuk tidak menjadikan corona ini terus-terusan menjadi sajian selayaknya makan pagi,siang dan malam. Lebih-lebih menjadikannya sebagai lelucon. Ini wabah dunia yang semestinya kita prihatin, berupaya membantu pemerintah untuk dapat segera mengatasinya, berdoa memohon sama Allah agar segera menyingkirkan corona ini. Saya hanya ingin menuliskan keluh kesah kita semua yang sering kita jumpai tiap hari.
Dosen, banyak temen saya yang menjadi dosen, baik di PTN maupun di PTS-PTS terbaik di negeri ini. Pembelajaran kelas setelah semua kampus ditutup untuk merespon wabah corona pembelajaran melalui daring, tentu ini membuat mereka para dosen menyiapkan materi baru yang mungkin bagi sebagian dosen memberatkan. Tetapi hikmah dibalik itu semua, dosen yang gaptek dituntut untuk mempelajari dunia online juga. Dan  Akhirnya bisa.
Sales, saya sendiri seorang sales produk heating element dan thermocouple sensor. Adanya “lockdown” ini membuat saya tidak bebas bergerak untuk menemui custumer yang merupakan aktivitas keseharian seorang penjual. Saya  menyikapi ini semua dengan giat melakukan promosi melalui website. Saya memiliki banyak website yang selama ini tidak saya kelola, perlahan-lahan mulai saya benahi dari berbagai sisi untuk mengisi waktu yang berhari-hari harus diam dirumah.
Pedagang Makanan, ini merupakan ujian yang sangat berat. Pembeli yang biasanya datang berjubel tetapi justru dilarang. Jika sampai membandel satpol PP dibantu polisi dan TNI akan mendatangi memerintahkan untuk menutupnya. Sekarang yang bisa dilakukan, sebisanya berjualan dengan pembelian dibawa pulang alias dibungkus, baik secara langsung maupun online. Omsetnya menurun drastis dan belum banyak yang bisa diperbuat untuk mengatasi penurunan omset tersebut.

"Mohon maaf seperti saya ini cuma berdagang kopi hari2 cuma itu penghasilan saya.. Saya udah dua minggu gk bisa jualan karena area gor di tutup. Lama2 keluarga kami mati kelaparan bukan mati karena corona.. Mohon maaf sebelumnya." (Penjual Kopi di Gor Sidoarjo)


Driver Gojek, katanya : “jane ki saya ini disuruh dirumah saja yo gelem pak, ning la sing gawe belonjo ki opo?” kata tukang ojek yang sering cangkruk di pos dekat rumah. Sejak ada korona ini penumpang bukan hanya menurun drastis, tapi malah mendekati tidak ada penumpang sama sekali. Dampak dari isolasi semua orang diharapkan tinggal dirumah, juga penumpang sendiri ketakutan untuk berinteraksi dengan orang lain jika menggunakan gojek. Sing masih agak lumayan gofoodnya, meski ya menurun banget dibandingkan dengan sebelum ada korona. Saat ini katanya untuk mendapatkan keuntungan 100 ribu perhari saja sangat sulit, padahal sebelumnya rata rata bisa mendaptkan penghasilan 200 sampai dengan 300 ribu perhari.
Penjual baju pinggir jalan, sama sekali tidak ada pembeli seharian buka dipinggir jalan tempat pedangang kaki lima jualan. Pengunjungnya sangat sepi, biasanya berlalu lalang banyak orang sekarang tidak ada sama sekali. Yang ada hanya sesekali orang lewat naik motor dan mobil. Orang jalan jalan yang biasanya belanja pakaian sudah tidak nampak sama sekali.

BERSAMBUNG…


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel