Mencari Jalan Mengatasi Wabah Korona
Dampak wabah korona kita ketahui semua memang luar biasa.
Kebanyakan sektor terpengaruh negative.
Memang ada beberapa sektor yang hampir tidak terpengaruh, bahkan ada yang terpengaruh
positif. Yang terpengaruh negative sampai tak terhitung jumlahnya, sedangkan
yang terpengaruh positif hanya ada beberapa, misalnya produsen APD untuk medis
seperti masker dan sanitizer yang sampai kekurangan dimana-mana.
Kita semua harus bergotong royong sekuat kuatnya, sekecil
apapun itu, harus melakukan sesuatu untuk membantu pemerintah didalam
menghadapi wabah kelas dunia ini. Pemerintah tidak bisa jalan sendiri tanpa
dukungan kita semua yang berada dilapangan. Kepatuhan kita sebagai elemen
masyarakat atas peraturan pemerintah menjadi sangat penting. Di China kota
Wuhan wabah korona dengan cepat teratasi karena peraturan pemerintah dipatuhi
oleh warga negaranya. Kita harus belajar banyak dari Wuhan agar wabah dinegeri
ini juga segera berlalu.
Pertama, pemerintah harus membuat peraturan yang tegas dan
kongkrit sehingga masyarakat luas tidak bimbang didalam melaksanakannnya. Sampai
dengan tulisan ini dibuat pemerintah masih belum mampu membuat road map yang
jelas. Masing-masing peraturan masih tumpang tindih dan sifatnya hanya
himbauan. Pemerintah belum berani secara tegas melarang orang banyak berkumpul
di masjid misalnya. Bahkan peraturan kemenag yang baru mengenai ramadhan dan idul fitri yang segera
datang juga tidak tegas melarang. Sehingga masyarakat luas masih dalam
kebingunan antara boleh dan tidak beribadah di Masjid bersama-sama orang
banyak. Organisasi lain seperti DMI, MUI dan lainnya juga tidak bisa membuat panduan
yang tegas bagaimana sebaiknya menyikapi masih banyaknya orang berkumpul di
masjid. Sangat berbeda dengan peraturan di Wuhan China yang isinya hanya ada
dua, yaitu boleh dan tidak.
Negeri ini adalah negeri istimewa dan special, karena itu
penananganannya juga harus special tidak bisa dengan cara biasa-biasa saja.
Apalagi cara yang dilakukan pemerintah saat ini belum terkordinasi dengan baik
dengan elemen-elemen lainnya baik ditingkat pusat maupun didaerah. Sehingga
butuh penyelarasan yang lebih tegas agar rakyat tidak mengalami kebingungan.
Sebenarnya kalau melihat maklumat kapolri lebih tegas, misalnya soal
dilarangnya orang kumpul-kumpul dalam jumlah banyak. Harusnya peraturan
kementrian yang lain misalnya Depag, Depkes merujuk ke Maklumat Kapolri atau
setidaknya sebelum dibuat didiskusikan dahulu dengan polri. Sehingga tidak
tumpang tindih seperti sekarang ini.
Kedua, kesadaran masyarakat bahwa ini kepentingan bersama menjadi
sangat penting. Hampir tidak ada gunanya pemerintah membuat regulasi yang baik
masyarakat tidak mengindahkan. Wabah korona ini adalah wabah mendunia yang
penanganannya memerlukan keterlibatan semua penduduk dunia ini. Jika semua
disiplin mematui aturan pemerintah yang mengadopsi dari peraturan WHO wabah ini
akan segera selesai. Kenyataan dilapangan tidak semudah itu, banyak tokoh
masyarakat, juga tokoh agama justru kontraproduktif terhadap peraturan
pemerintah. Sebenarnya juga sudah banyak tokoh agama yang membantu sosialisasi
atas keputusan pemerintah. Tetapi masih banyak tokoh agama yang kaku memikirkan
egonya sendiri, tidak menyadari bahwa ini semua kepentingan bersama, bukan
kepentingan individu apalagi golongan.
Ketiga, Pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar,
pengusaha besar, harus bahu membahu agar kebutuhan pokok terkontrol dengan baik
sehingga harganya bisa stabil dan barangnya tersedia dipasaran. Jangan sampai
pemerintah berjuang keras menjaga harga-harga barang komuditas tapi pihak-pihak
lain justru memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari keuntungan
sebanyak-banyaknya. Contoh kecil yang sudah terjadi adalah lonjakan harga gula pasir
yang sampai diatas 50 % ini kan aneh. Pabrik gulanya tetap produksi, kebutuhan
gulanya sama, tetapi harganya melonjak diatas 50 %. Pemerintah harus tanggap
terhadap kejadian mahalnya gula dan bahkan sering kosong ditoko-toko. Dengan
menjaga kebutuhan pokok stabil, upaya pemerintah untuk mengatasi wabah ini
menjadi lebih ringan. Karena jika saja kebutuhan pokok juga menjadi masalah,
pemerintah akan menjadi lebih kalang kabut lagi. Kebutuhan pokok yang harganya
stabil setidaknya sudah akan membuat rakyat tenang, dan tinggal pemerintah
menentukan langkah-langkah yang terukur untuk mengatasi masalah besar ini.
Keempat, TNI harus diberdayakan lebih maksimal membantu
polri untuk mengawasi tempat-tempat yang masih sering dijadikan tempat
berkumpul. Tanpa pengawasan yang ketat kiranya sia – sia belaka pemerintah
mencanangkan percepatan penyelesaian wabah korona ini.
Kelima, soal pendanaan yang terbatas. Kita melihat Jepang Negara
berpenduduk jauh lebih kecil dari Indonesia anggaran penanganan korona mencapai
USD 1 Trilun. Bayangkan dengan seluruh APBN Indonesia setahun bagaikan bumi dan
langit. Tetapi kita tidak boleh berkecil hati, kita bisa memperdayakan anggaran
yang ada dengan mengurangi atau membatalkan pembiayaan pembangunan yang masih
bisa ditunda tahun depan. BUMN diminta partisipasinya dengan semaksimal
mungkin. Perusahaan swasta dimobilisasi agar juga berperan aktif soal
pendanaan. Warga mampu juga harus diberdayakan untuk berperan semampunya. Jika kita semua bisa bergandengan
tangan secara baik, pastilah ini semua akan menjadi kekuatan bangsa Indonesia
yang terkenal dengan budaya gotong royongnya.