Potensi Bisnis Online Sangat Besar
>> Oleh : Giyanto << Metode pemasaran benar-benar sudah berubah, perusahaan kecil, perusahaan menengah dan perusahaan besar berlomba memasarkan produknya dengan cara yang sama. Yaitu melalui Internet. Jika beberapa tahun yang lalu perusahaan besar bisa unggul dari perusahaan kecil dan menengah karena kemampuan finansialnya sehingga dapat membeli slot iklan di tv terkemuka dengan lebih banyak, sehingga mampu menciptakan brand image yang lebih dibandingkan dengan perusahaan kecil dan sedang yang anggaran iklannya sangat terbatas.
Kita lihat data yang dikeluargkan The Nielsen, perusahaan riset terkemuka dari Amerika Serikat. Pada tahun 2010, PT XL Axiata Tbk mengeluarkan belanja iklan sebesar Rp. 593 miliar mengalami kenaikan sebesar 66 persen daripada tahun 2009. Kemudian disusul PT Telekomonikasi Seluler (Telkomsel) mengeluarkan belanja iklan sebesar Rp. 438 miliar meningkat 198 persen dibandingkan tahun 2009. PT Indosat Tbk mengeluarkan belanja iklan sebesar Rp. 320 miliar meningkat 13 persen dibandingkan pengeluaran iklan pada tahun 2009.
Belanja iklan perusahaan besar sungguh sangat fantastis. Persaingan didalam suatu industri sangat tajam. Terutama pemain papan atas yang menguasai marker share seperti ketiga perusahaan diatas. Ketiganya berlomba untuk saling mengalahkan. XL yang di support dana dari Malaysia tentu ingin menggilas Telkomsel yang selama ini masih leader. Demikian juga Indosat yang ditopang oleh perusahaan induknya di Singapura, tidak akan puas sebelum mengalahkan Telkomsel yang asli dari Indonesia.
Mengerikan memang, tetapi itulah yang harus dilakukan perusahaan besar untuk menjaga nilai brandnya sepanjang tahun. Brand disamping bisa menghasilkan uang banyak, tetapi brand juga harus dibiayai. Dengan menciptakan image kepada masyarakat luas melalui iklan-iklan ditelivisi, surat kabar, dan media online, disamping terus kreatif menciptakan inovasi-inovasi baru dibandingkan dengan kompetitornya.
Tetapi, kabar menggembirakan dengan semakin maraknya internet dan media sosial memberi peluang perusahaan kecil dan sedang juga bisa melalukan promosi atau beriklan dengan lebih fokus dengan biaya yang lebih murah. Beriklan di televisi, media cetak, yang sangat mahal itu kita kesulitan didalam mengukur efektivitasnya. Berapa jumlah riel penonton televisi yang juga menonton iklan semuanya dalam perkiraan atau asumsi lembaga survey yang dilakukan secara acak. Sangat berbeda dengan iklan di media online semuanya bisa terukur, berapa jumlah pengunjungnya, berapa jumlah yang jadi membeli, dari daerah mana pengunjung mayoritasnya, semua bisa didata dengan mudah dengan fiture yang umum digunakan di media online.
Kehadiran internet dan media sosial seolah memotong jalur distribusi menjadi lebih pendek. Selama ini perusahaan kecil kalah bersaing dengan perusahaan besar dikarenakan perusahaan besar memiliki saluran distribusi yang lebih luas. Mereka bisa berada dimana-mana ditengah-tengah pembeli fanatiknya. Coca-cola misalnya, untuk memenuhi permintaan di banyak tempat, mendirikan pabrik dimana-mana guna mendekatkan dengan pelanggannya. Toko buku Toga Mas dan Gramedia adalah contoh lain dari perusahaan yang ingin mendekatkan diri dengan pelanggannya sehingga ada dimana-mana.
Saat ini banyak perusahaan kecil, sedang bahkan home industri yang bisa memasarkan produknya secara global hanya dari satu tempat. Mereka berpromosi melalui website, sosial media dan layanan-layanan online yang mudah dan banyak ditemui diinternet. Pelanggan yang didapatpun beragam dari banyak daerah yang berjauhan, bahkan tidak jarang pula dari berbagai benua yang berbeda.
Untuk ikut berbamain di pasar global menantang perusahaan besar saat ini bisa dilakukan oleh siapa saja. Dengan menyewa tenga profesional dibidang website yang sekarang banyak tumbuh di kota-kota besar sangat mudah untuk memasarkan produk. Yang penting punya produk, bisa hasil sendiri atau bekerjasama dengan produsen lain. Setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan :
1. Memastikan produk memiliki kualitas dan keberlangsungan produksi secara baik. Artinya produk yang kita pasarkan harus terukur kualitasnya, terukur kapasitas produksinya.
2. Bisa bekerjasama dengan jasa pengiriman barang untuk mendapatkan harga yang lebih murah, karena jika menggunakan saluran distribusi umum biasa akan membebani pembeli biaya kirim lebih mahal. Contoh : untuk tujuan Bali misalnya, harus menggunakan ekpedisi khusus rute Bali dengan begitu biayanya akan menjadi lebih murah dibandingkan dengan ekspedisi umum.
3. Memiliki alamat yang jelas, banyak keraguan pembeli online dikarenakan alamatnya tidak jelas dan hanya memasang nomor handphone saja di kontaknya. Keraguan calon pembeli harus dijawab dengan identitas alamat yang jelas, sebisa mungkin mecantumkan nomor telpon permanen (bukan Hp) yang bisa dicek di informasi Telkom. Dengan begitu calon pembeli yang masih ragu-ragu bisa menanyakan ke telkom mencocokan kebenaran alamat dan nomor telpon yang dicantumkannya.
4. Gunakan banyak model online, misalnya : blog, website komersial, Facebook, Twitter, Youtube dan lain sebagainya.
Peluang
Bagi siapapun yang mau mencari peluang dipasar online masih terbuka sangat lebar. Online tidak mengenal diskriminasi, siapapun bisa berbuat banyak sesuai kreativitasnya masing-masing. Jika memang ingin memulai bisnis yang modalnya terjangkau tidak ada yang lain selain bisnis online, apapun produknya, pasarnya cukup luas dan akan terus tumbuh signifikan dimasa depan.
Menurut data bank dunia pengguna internet di Indonesia untuk tahun 2013 saja sudah mencapai 15,8 % dari jumlah penduduk ( sekitar 39,5 juta orang ), Thailand mencapai 28,9 % dari jumlah penduduk ( sekitar 19,5 juta orang ), India 15,1 % ( sekitar 187 juta orang ), Malaysia 67 % ( sekitar 20,1 juta orang), Singapura 73 % ( sekitar 3,9 juta orang ), Filiphina 37 % (sekitar 31,8 juta ).
Khusus untuk di Indonesia saja potensinya masih sangat besar untuk terus tumbuh dan berkembang, padahal bebisnis online tidak mengenal batas negara.
Hambatan
Khusus untuk Indonesia, banyak daerah yang belum bisa mengakses internet dikarenakan belum ada jaringan, terutama di luar jawa. Ketidak seimbangan jumlah penduduk yang bermukim di Jawa dan luar Jawa membuat investor bidang telekomonikasi lebih berkonsentrasi di pulau jawa, dan beberapa kota besar saja yang di luar Jawa.
Bagi pemasar untuk tujuan pasar di Indonesia masih ada kendala harga bandwide yang cukup mahal dibandingkan dengan negara-negara lain. Mahalnya harga data yang harus dibayar pengguna internet menyebabkan pemasar belum bisa maksimal dalam mengembangkan kreativitasnya. Contoh : untuk mengakses youtube diperlukan tarif khusus yang tidak murah, sehingga banyak pengguna internet yang membatasi bahkan cenderung menghindari mengakses youtube. Padahal cara berpromosi melalui youtube adalah yang paling menarik karena kontennya bisa lebih hidup dengan paduan audio Video yang nyaris tanpa ada batasan waktu penayangannya.
Kesimpulan
Sekalipun masih ada hambatan, bisnis online masih sangat menjanjikan. Seiring kemajuan teknologi yang terus berkembang yang mengakibatkan biaya akses data semakin murah. Pengguna internet semakin banyak dan meluas ke pelosok desa, adalah pasar besar dan potensial bagi siapapun yang aktif bermain di bisnis online.
Belum ada kata terlambat, segera mulai karena potensinya sungguh luar biasa besar.